Tangis tak melulu mengindentifikasikan sebuah kelemahan,
dimana hal itu mengindikasikan bahwa pria atau wanita sebagai manusia yang
cengeng. Contohnya dalam dunia sepakbola, tetesan air mata yang pernah
dikeluarkan megabintang seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, justru
menandakan bahwa mereka tetaplah ‘manusia’, meski keduanya bergelimang prestasi
dan kesuksesan.
Bahkan keduanya dan juga banyak pesepakbola dunia lainnya
yang pernah menangis, tak pernah malu untuk menunjukkan air mata yang mengucur
dari mata mereka. Istilah ini juga pernah diucapkan oleh Charles Dickens dalam
novelnya berjudul ‘Great Expectations’, yang berkata, ‘Kita tak perlu malu
dengan tangis yang keluar’.
Kamipun coba merangkum 10 momen menangis dalam sepakbola
yang paling dikenang dalam sejarah sepakbola dunia, tangis yang mengindikasikan
banyak hal dari kesedihan atas drama yang terjadi, tangis gembira, hingga
tangis yang menjadi ikon sepakbola hingga saat ini.
1. Cristiano Ronaldo (Final Piala Eropa 2004, Final Liga Champions 2008, Ballon d'Or 2016, Final Piala Eropa 2016)
Megabintang Real Madrid ini sudah terkenal seantero dunia,
sebagai pemain yang tidak ragu meneteskan air matanya di momen-momen tertentu.
Hingga saat ini, Ronaldo (31 tahun) sudah beberapa menangis di momen besar yang
disaksikan banyak orang, dan dikenang hingga saat ini.
Tangis pertama terjadi di momen terbesarnya saat menembus
final Piala Eropa 2004 bersama Timnas Portugal, yang dihuni bintang-bintang
dunia seperti Rui Costa, Deco, Luis Figo, Pedro Pauleta, dan Ricardo Carvalho.
Disebut sebagai era keemasan Portugal dan diunggulkan di
final melawan Yunani – yang jadi kuda hitam saat itu, Portugal justru takluk di
depan pendukungnya sendiri dengan skor 0-1 yang dicetak Angelos Charisteas.
Sontak Ronaldo yang masih jadi rising star saat itu,
langsung meneteskan air mata kesedihannya, seraya tidak percaya generasi
terbaik Portugal kalah dari Yunani dan mengagalkan ambisinya menjadi juara
Piala Eropa di usia 19 tahun. Tangis Ronaldo itu pun mewakili kesedihan rekan
setim hingga se-masyarakat Portugal yang menyaksikan laga itu.
Lalu pada final Liga Champions 2008 kala dia masih membela
Manchester United, CR7 juga menangis tidak karuan kala Edwin Van Der Sar
berhasil menepis tendangan penalti Anelka di babak adu penalti. Kenapa Ronaldo
menangis sambil terjatuh di lapangan? Alasannya adalah karena dia bisa saja
menjadi penggagal kemenangan United di final melawan Chelsea kala tendangan
penaltinya berhasil ditepis oleh Petr Cech, padahal sebelumnya dia juga yang menjadi
pencetak gol timnya di babak pertama, mengerti kan sekarang kenapa dia begitu
emosional?
Lalu, momen lainnya terjadi saat Ronaldo memenangi gelar
Ballon d’Or keduanya pada tahun 2013, mengalahkan Lionel Messi dan Franck
Ribery, yang menjuarai Liga Champions bersama Bayern Munchen. Ronaldo tak kuasa
menahan tangis harunya, dari kerja kerasnya yang membuahkan Ballon d’Or kedua
dalam kariernya.
Dan yang terakhir, baru saja terjadi pada Piala Eropa 2016
dan dua kali dia menangis dengan makna yang berbeda. Tangis pertama
dilakukannya karena ia tak kuasa melanjutkan laga akibat cedera di final
melawan Perancis, dan tangis kedua justru sebaliknya, saat Portugal memastikan
diri sebagai juara Piala Eropa 2016 dan jadi yang pertama bagi mereka.
Pencapaian ini merupakan puncak dari segala kesuksesan, trofi, dan penghargaan
yang pernah diterima pemain kelahiran Madeira ini.
2. Luis Suarez (Crystal Palace vs Liverpool 05/05/2014)
Pada musim 2013/14, tangis Suarez menjadi tangis kesedihan
yang membuat segenap fans Liverpool terharu, karena menandakan remuknya hati El
Pistolero yang gagal membawa the Reds merengkuh gelar Premier League yang
pertama, dimana terakhir kali mereka meraih gelar liga pada tahun 1990, dimana
saat itu belum berubah menjadi Premier League.
Pasalnya di musim itu, Liverpool besutan Brendan Rodgers
tengah menggila di Premier League dengan lini depan mematikan mereka yang
terdiri dari Suarez, Daniel Sturridge, Philippe Coutinho, dan Raheem Sterling.
Namun, ambisi itu runtuh seketika karena hasil imbang yang mereka dapatkan kala
bertemu dengan Crystal Palace di Selhurst Park, sehingga membuat Manchester
City menempatkan satu tangannya di trofi Premier League musim itu.
Suarez tak dapat membendung kesedihannya dan langsung
meluapkan emosinya di lapangan pertandingan, hingga ia ditenangkan sang kapten,
Steven Gerrard. Cinta tulus Suarez mendapat tempat spesial di hati fans
Liverpool, yang sudah menganggapnya sebagai salah satu legenda mereka, meski
kini ia bermain di Barcelona.
3. Mario Balotelli (Final Piala Eropa 2012, AC Milan vs Napoli 02/08/2014)
Terkenal dengan kontroversi di dalam dan luar lapangan, dia
juga dianggap sebagai pemain yang menyia-nyiakan bakat yang dimilikinya,
Balotelli lekat dengan istilah bad boy. Namun si bocah bengal ini ternyata juga
punya sisi humanis ketika meluapkan kekecewaan dan kesedihannya, dua kali
tangisannya diingat oleh pecinta sepakbola dunia.
Tangis pertama terjadi di final Euro 2012, saat Timnas
Italia kalah 0-4 dari Spanyol. Kekalahan telak itu coba diterima tegar oleh
Balotelli, namun eks bomber Inter Milan dan AC Milan itu tak kuasa menahan
tetes air matanya.
Kemudian yang kedua terjadi pada 2014, saat dia bermain
untuk AC Milan dalam pertandingan melawan Napoli. Balotelli tertangkap kamera
menangis dan hal itu diduga terjadi, karena ia dihujat dengan kata-kata rasis
yang menyerang dirinya. Balotelli terkena hinaan rasis, karena kulitnya yang
hitam dan darah Ghana yang dimilikinya, tetapi memiliki paspor Italia.
4. Clovis Fernandes (Brazil vs Jerman, Semifinal Piala Dunia 2014)
Tangis tak hanya muncul dari pesepakbola top dunia, karena
banyak juga suporter yang tak kuasa menahan tangis air matanya, terutama ketika
turnamen besar berlangsung seperti; Piala Dunia atau Euro. Salah satu
perwakilan suporter yang paling diingat, dilakukan oleh mendiang Clovis Acosta
Fernandes di Piala Dunia 2014.
Clovis merupakan fans sejati Timnas Brasil yang sangat
berharap Neymar dan kawan-kawan juara di depan pendukungnya sendiri. Namun yang
terjadi justru tamparan keras dari Jerman yang ‘dingin’ menghancurkan Brasil di
semifinal, dengan skor telak 7-1.
Seluruh negara terdiam, terkejut, dan tak kuasa menahan
kesedihan mereka melihat Timnas yang sudah juara lima kali Piala Dunia, tak
berdaya di depan Der Panzer. Kesedihan dan tangis Clovis pun sudah cukup
menggambarkan, bagaimana duka Brasil kala itu.
Ia memeluk replika trofi Piala Dunia, seraya coba menerima
fakta bahwa Brasil hancur lebur di tangan Jerman dan jadi buah bibir media
dunia, melabelinya sebagai ‘pria tersedih dunia’. Clovis telah meninggalkan
kita semua di usia 60 tahun, akan tetapi namanya akan selalu dikenang di
kalangan fans Brasil maupun pecinta sepakbola di seluruh dunia, sebagai fans
sejati yang hadir di lebih dari 150 laga Brasil di seluruh 60 negara dan juga
tujuh Piala Dunia. Selamat jalan fans nomor satu Brasil
5. Paul Gascoigne (Semifinal Piala Dunia 1990)
Publik Inggris takkan pernah melupakan tangis sang legenda,
Paul Gascoigne, pada Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Timnas
Inggris mencapai semifinal dan berhadapan dengan Jerman Barat, di laga itu
Gascoigne mendapat kartu kuning hingga ia terkena akumulasi kartu dan tidak
dapat bermain di final, jika Inggris lolos ke final.
Mantan pemain Newcastle United dan Tottenham Hotspur itu pun
menangis, dan mendapatkan simpati publik Inggris, karena mereka tahu dan paham
betul, bahwa tangis Gascoigne merupakan representasi jiwa petarungnya yang
tinggi, untuk memberikan segalanya bagi negara demi prestasi di Piala Dunia
setelah terakhir kali negaranya menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966.
Pada akhirnya Inggris kalah di babak adu penalti dengan skor
3-4, setelah di waktu normal pertandingan berakhir imbang 1-1, Andreas Brehme
(Jerman Barat) dan Gary Lineker (Inggris) mencetak dua gol pada pertandingan
tersebut. Meski begitu, tangisan Gascoigne sudah melegendaris di dunia dan jadi
sejarah olahraga, terutamanya sepakbola Inggris. Bahkan, ada fenomena khusus
untuk mengabadikan momen itu, yang disebut Gazzamania.
6. Andrea Pirlo (Final Liga Champions 2014/15)
Tak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kualitas juara
dan berkelas dari Andrea Pirlo pada final Liga Champions 2014/15. Juventus
mencapai final dan kalah 1-3 dari Barcelona, pasca laga tersebut, Pirlo yang
terkenal karismatik dan tak banyak menunjukkan ekspresinya, akhirnya menangis,
sebuah tangisan yang menunjukkan banyak arti.
Sebagian besar menduga tangis Pirlo itu terjadi karena
kesedihannya yang gagal membawa Juventus juara Liga Champions, namun, sebagian
lagi menduga bahwa itu bisa jadi penanda bahwa kariernya di Eropa sudah
berakhir dan ia gagal mengakhirinya dengan raihan trofi tertinggi Eropa.
Praduga itu pun menjadi kenyataan, karena Pirlo pada akhirnya hengkang ke New
York City FC.
Namun, takkan pernah ada yang melupakan tangis sang juara
sejati dari Pirlo yang bahkan saat itu, membuat banyak orang menjadi lebih
kagum terhadap dirinya, karena ia tetap berada di lapangan dan memberi aplaus
kepada para pemain Barcelona.
Pelukan Pirlo dan legenda Barcelona, Xavi Hernandez, juga
menjadi salah satu momen yang menandakan berakhirnya era dari dua pesepakbola
jenius di dunia. Arrivederci Pirlo!
7. John Terry (Final Liga Champions 2007/2008)
Terkenal sebagai bek yang tangguh dan tidak kenal kompromi
saat menghadapi barisan penyerang lawan-lawannya, John Terry nyatanya memiliki
sisi humanis ketika tak kuasa menahan kesedihan dan tangis, karena gagal meraih
trofi di panggung tertinggi turnamen antar klub Eropa, yaitu Liga Champions.
Pada final Liga Champions 2007/08 yang mempertemukan Chelsea
dengan Manchester United, laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal dan
ditentukan dari drama adu penalti. The Blues pun sedianya hanya butuh satu gol
penalti dari Terry untuk memenangi trofi Liga Champions, setelah sebelumnya
Cristiano Ronaldo gagal membobol gawang Petr Cech.
Namun takdir berkata lain, John Terry terpeleset saat akan
menendang bola di tengah lapangan yang licin karena hujan lebat yang melanda
Moskow, Rusia. Drama adu penalti berlanjut dan keempat penendang United lainnya
sukses mengeksekusi penalti, sementara pemain Chelsea, Nicolas Anelka, gagal
menaklukkan Edwin van der Sar yang membuat the Red Devils memenangkan
pertandingan tersebut. Manchester United menjuarai Liga Champions dan tangisan pilu
Terry mewakili kesedihan fans Chelsea di seluruh dunia, dan di sisi lain hal
itu menjadi ejekan oleh fans United.
8. Darijo Srna (Kroasia vs Rep. Ceko, Piala Eropa 2016)
Salah satu bek kanan paling underrated di dunia, seorang pemain
yang tidak banyak mendapat sorotan, namun tampil konsisten di level tertinggi
Eropa. Pujian dan respek besar ditujukan kepadanya saat membela Timnas Kroasia
di Piala Eropa 2016, pada laga kedua penyisihan grup kontra Republik Ceko.
Beberapa hari sebelum pertandingan berlangsung, pemain
Shakhtar Donetsk ini mendapatkan kabar duka, bahwa ayahnya telah meninggal
dunia, hingga Krosia mengizinkan Srna menghadiri pemakaman. Srna sedianya bisa
memilih opsi tidak bermain karena dalam kondisi duka, dan dikhawatirkan apabila
dipaksakan bermain, akan memengaruhi penampilannya karena sisi psikologisnya
yang tengah menurun.
Tapi Srna memilih opsi berbeda, ia langsung tampil melawan
Republik Ceko dan momen besar terjadi saat lagu kebangsaan Kroasia diputar.
Kamera menyorot wajah Srna, yang menangis karena mengingat ayahnya saat
mendengar lagu kebangsaan negaranya.
Pujian langsung datang dari berbagai pihak, terutama dari
para netizen di Twitter yang respek kepadanya karena tetap bermain dalam kondisi
duka. Hebatnya lagi, Srna bermain seperti biasanya dan kokoh di sisi kanan
pertahanan Kroasia.
9. David Beckham (PSG vs Brest, 18/05/2013)
Tangisan ikon sekaligus legenda sepakbola dunia pada 18 Mei
2013 menjadi duka bagi para penggemarnya, yang sudah bersama mengikuti jejak
kariernya sejak masih berseragam Manchester United hingga akhirnya pensiun di
Paris Saint-Germain (PSG).
David Beckham pensiun pada usia 38 tahun dan dia menjadi
kapten PSG saat melawan Brest pada malam hari itu, tangisannya pun sangat
memilukan dan terutama, datang dari pemain setenar suami Victoria Beckham, yang
selama kariernya menjadi panutan banyak pihak karena sikapnya di dalam dan di
luar lapangan. Fans takkan lagi melihat tendangan bebas yang menjadi ciri
khasnya dan juga karisma sang pemain, satu lagi pesepakbola beken di era 90 dan
2000-an mengakhiri kariernya. Bermain melawan Messi di UCL membuat Beckham sadar untuk
pensiun di akhir musim 2012/13
10. Lionel Messi (Final Copa América Centenario, 26/06/2016)
Tak jauh berbeda dari Cristiano Ronaldo, megabintang alias
pemain terbaik dunia lainnya, Lionel Messi juga tak luput dari kesedihan yang
sudah tak dapat dikontrolnya lagi saat gagal menjuarai Copa America Centenario
2016. Itu sudah menjadi final keempat Messi bersama Timnas Argentina, dengan
detail satu final di Piala Dunia 2014 dan tiga Copa America, namun seperti
halnya Timnas Indonesia di Piala AFF, Messi pun selalu gagal menang di empat
partai puncak dari dua turnamen besar dunia tersebut.
La Pulga segenap hati tak lagi menahan tetes air matanya,
hingga ia harus ditenangkan rekan setim dan sahabat terbaiknya, Sergio Aguero.
Pasca momen itu, Messi yang tidak berpikir dengan kepala dingin, langsung
memutuskan gantung sepatu dan mengejutkan dunia. Beruntung pelatih kepala Tim Tango saat ini, Edgardo Bauza,
mampu meyakinkan Messi untuk kembali memimpin Argentina dalam kualifikasi Piala
Dunia 2018.
0 Response to "10 Kejadian Menangis Paling Dikenang Dalam Sejarah Sepakbola"
Posting Komentar